Senin, 29 Juni 2009

Perpisahan

Hari ini senin, 29 juni 2009.

Hari yang tak kan terlupa, PERPISAHAN KELAS IX SMP NEGERI 1 MOJOKERTO. Sulit bagiku menerima kata perpisahan itu. Entah mengapa, kata itu bagaikan harga mati yang tak bisa ditawar. Aku hanya tak tahu, tak mengerti, mengapa kata itu terlalu menyesakkan dadaku dan membuatku tak bisa menutup mata malam hari. Setiap kali menatap langit, kupikirkan sekali lagi makna kata itu, kupikirkan sekali lagi untuk apa memasang kata itu? Tidak, tidak ada aku tidak menemukan jawaban itu, sama sekali tak ada.
Lalu aku menyadari sesuatu, bukan kata itu yang membuatku tak bisa menawar apapun, bukan kata itu yang menyesakkan dadaku, dan membuatku tak bisa memejamkan mataku. Aku hanya... terlalu takut untuk berpisah dengan mereka, temanku, sahabatku, yang memberikan support padaku. Aku terlalu takut memandang jauh masa depan tanpa mereka. Aku terlalu takut 'tuk hadapi sendiri cobaan pekerjaan, tugas, PR sekolah tanpa mereka.
Aku sempat berpikir keras, bagaimana hariku tanpa mereka?
Bagaimana aku bisa memandang jauh masa depan tanpa mereka?
Bagaimana aku sanggup hadapi sendiri cobaan pekerjaan, tugas, PR sekolah tanpa mereka?
Satu lagi masalah yang harus kupikul.
Masalah ini sangat kompleks, tak bisa kupecahkan, setiap kali berpikir, selalu menemukan jalan buntu. Makan pun susah, tidur apa lagi. Tak banyak yang tahu, kalo aku menyukai seseorang, seorang gadis yang bahkan dia pun tak tahu aku menyukainya. Bagiku, dia adalah sebuah bunga, bunga yang tak pernah kumiliki, yang hanya bisa kukagumi dari jarak batas norma. Kini, akibat dari kata perpisahan itu aku harus melupakan seluruh memory ku tentangnya, tapi sepertinya sekuat tenaga aku tak sanggup. Ingin sekali aku ucapkan, I Love U, padanya. Tapi sepertinya itu hanya mimpi. Memang benar rasa ini menyiksaku. Dan kata perpisahan itu membuatku semakin terisiksa.
Namun sedikit demi sedikit, aku mulai menyadari sesuatu. Sesuatu yang membuatku kembali mampu memandang jauh masa depan.
Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya... Tapi merupakan awal dari lembaran baru...

Kamis, 18 Juni 2009

Cinta seseorang

CINTA, apa itu?
Tak bisa diraba, dilihat, atau didengar. Tapi dapat dirasakan getarannya dalam jiwa.

Hey, kau tahu kawan, dia melihatmu, memandangmu penuh telisik, pandangannya penuh telisik, serasa ingin mengetahui sisi lain dari hatimu. Dia hanya tersenyum malu saat kau tak sengaja, hanya tak sengaja meliriknya, bukan memandanganya. Tapi kau aneh kawan, kau malah sibuk memandangi dia yang lain, yang tak pernah melirikmu, bahkan sudi campakan dirimu.

Ah... hidup ini aneh kawan, sungguh aneh... orang tua pedalaman pernah bilang, hidup ini bagaikan rantai yang tak pernah putus, jika putus, matilah orang itu... kau dengarkan aku kawan, jika cintamu tak sampai, mau kau kemanakan cinta itu? Siapakah itu, Zaenab, Iza, Nirma, yang manapun tak sudi mereka melirikmu. Kenapa kau terus mengejar mereka? Ah! Martil sudah diayunkan, tak ada kata 'tuk kembali.

Bingung aku dengan masalah kau satu ini, Love is Blind. Aku tahu kawan. Tapi menurutku, hidup ini cuma sekali, matipun sekali, dan bagiku kawan, memiliki pasangan hati juga sekali. Tak perlulah banyak cewek bahkan istri lebih dari 4. Satu, bahagia, itu yang kucari kawan. Apa? aku tak mungkin menemukan yang seperti itu...?? Percayalah kawan, akan kucari cintaku itu. Nanti atau besok.