Rabu, 23 Juni 2010

Maaf kan Anakmu

Ibu. Seseorang yang takkan pernah jauh dari ku. Seseorang yang menangis dan tertawa untuk ku. Seseorang yang sanggup berdiri maupun jatuh. Seseorang yang selalu berusaha untuk tetap kuat. Meski hati kecilnya menangis. Seorang wanita terkuat yang pernah ada. Wanita terbaik yang pernah diciptakan. Wanita yang didalam hatinya selalu memikirkan ku. Wanita yang setiap malam, dalam tangisnya selalu memanggil ku. Wanita yang dalam setiap do'a yang dipanjatkan, selalu ada aku didalamnya. Seorang yang membuai ku, mengasihi ku. Tak ada keraguan dalam kasih sayangnya. Tak ada sangkalan akan semua pengorbanannya. Hanya saja, sering ku buat luka dihatinya. Sering ku buat dia menangis. Sering ku buat dia merintih kecewa. Atau mungkin aku lupa, siapa yang mengandung ku selama 9 bulan. Dengan sekuat tenaga menjaga ku saat aku masih berupa gumpalan daging. Bersusah payah ia berjalan saat kandungannya telah mencapai 9 bulan. Perjuangan hidup matinya, saat aku dilahirkan di dunia. Atau mungkin aku telah lupa, setelah ku terlahir, aku disapihnya selama kurang lebih 2 tahun. Dia dampingi ku siang ataupun malam. waktu ku menangis dimalam hari, dialah yang bangun terlebih dulu untuk menenangkan ku. Saat aku sedikit besar, dia yang paling besar mengajarkan ku mana yang baik dan yang buruk. Dia yang menjaga ku saat ayah bekerja. Dan kini. Aku menjadi seseorang yang paling sering membuat air matanya meleleh. Paling banyak membuat hatinyta sakit. Paling banyak membuat dirinya kecewa. Saat malam menjelang, kupikirkan apa yang bisa aku lakukan untuk menebus setiap air mata yang tumpah itu. Aku tahu aku tak bisa menebus kasih sayangnya. Tak akan pernah bisa. Aku sangat egois. Kaku. Aku pikir akulah yang paling benar. Tuhan, aku hanya ingin dia tahu. Aku sangat membutuhkannya. Tak akan bisa aku hidup tanpanya. Ibu, Maaf kan anakmu.

Jumat, 18 Juni 2010

Renungan Satu

Kalau bisa dipikirkan, apa yang membuat salah satu aliran sesat ini sangat lancar bergerak kesana kemari? Kalau bisa dibayangkan, apa yang akan ditimbulkannya? Kerusakkan moral, keterbelakangan akhlak. Dan yang paling jelas adalah hancurnya ummat. " Pornografi "bukan sesuatu yang dianggap tabu lagi. Hampir setiap hari dibicarakan, diceritakan dari mulut ke mulut, di tonton dari bapak - bapak sampai anak - anak. Barang sudah kepalang tanggung, sehabis nonton, langsung cari pelampiasan. Ujung - ujungnya, hamil di luar nikah (MBA), pemerkosaan, bahkan berujung pembunuhan. Pelaku pornografi pun sudah merambah kalangan atas negeri ini. Anggota DPR, para wakil rakyat, sampai para idola papan atas telah terjerat olehnya. Siapa yang disalahkan? Kalau sudah terbukti, hujatan, pemboikotan besar - besaran. Siapa yang rugi? Tak perlu menghakimi, menghujat, membuat pernyataan yang akan menimbulkan spekulasi bahwa dirinya memang paling benar. Toh mereka, para pelaku juga berasal dari negeri Indonesia tercinta kita ini. Yang paling berpengaruh adalah "rem" diri. Ada yang mengatakan, itu semua karena cybercrime, itu semua karena pembukaan situs yang mudah dibuat, itu karena si A, si B, dan sebagainya. Namun, sadarkah kalau itu kembali pada diri masing - masing? Kembali pada seberapa tinggi kadar intensitas "rem" diri. Iman, rem paling kuat. Takwa, sirine ternyaring yang akan membuat kita hati - hati dan terjaga dari hal - hal yang akan merugikan. Tanpa keduanya, kita akan lost control tak terkendali. Hanya mengingatkan, bukan menggurui atau lainnya. Jagalah segala karunia yang telah diberikanNya padamu. Jagalah dengan sebaik - baiknya. Gunakan cara yang aman dan halal.

Semoga kita semua dalam lindunganNya.

Amien. . .